Kapan Bisnis Kamu Benar-Benar Mulai Untung? (Break Even Point)BusinessKapan Bisnis Kamu Benar-Benar Mulai Untung? (Break Even Point)

Kapan Bisnis Kamu Benar-Benar Mulai Untung? (Break Even Point)

Banyak pelaku usaha merasa bisnisnya “untung” hanya karena ada transaksi setiap hari. Padahal, belum tentu. Salah satu indikator penting untuk mengetahui apakah bisnismu benar-benar sudah menghasilkan keuntungan adalah dengan Break Even Point (BEP).

BEP menunjukkan titik di mana pendapatan bisnis kamu sudah menutupi semua biaya tetap dan variabel alias modal sudah kembali, tapi belum untung. Kondep ini sangat penting untuk mengukur kesehatan dan keberlanjutan bisnis kamu, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.

  1. Apa Itu Break Even Point (BEP)?

Break Even Point adalah titik impas, yaitu saat total pendapatan sama dengan total biaya. Di titik ini, kamu belum untung, tapi juga tidak rugi. Segala pendapatan setelah BEP adalah laba bersih.

Rumus sederhana BEP:

BEP (unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit) Misalnya:

Biaya tetap = Rp10.000.000

Harga jual produk = Rp50.000

Biaya variabel per produk = Rp30.000

Maka:

BEP = 10.000.000 / (50.000 – 30.000) = 500 unit

Artinya, kamu harus menjual minimal 500 produk untuk balik modal.

  1. Mengapa BEP Penting untuk Bisnis Kecil dan Menengah?

Adanya BEP dapat membantu pelaku bisnis untuk:

  • Menentukan target penjualan minimum agar tidak rugi
  • Menyusun strategi harga dan promosi
  • Menghitung risiko saat ingin ekspansi
  • Memvalidasi ide bisnis baru sebelum investasi besar-besaran

Banyak pelaku usaha yang merasa bisnisnya sudah berkembang hanya karena ada pemasukan rutin. Padahal, kenyataannya bisa jadi bisnis tersebut masih dalam fase “bakar uang” di mana biaya operasional belum sepenuhnya tertutupi oleh pendapatan. Inilah mengapa penting bagi setiap pemilik bisnis untuk mengetahui dan menghitung BEP secara tepat.

Untuk bisa menghitung BEP secara akurat, kamu perlu memahami tiga komponen utama.

  • Pertama, biaya tetap atau fixed costs, yaitu biaya yang tidak berubah terlepas dari jumlah produksi, seperti gaji pegawai tetap, sewa tempat, langganan internet, dan listrik.
  • Kedua, biaya variabel atau variable costs, yakni biaya yang berubah sesuai dengan volume produksi, misalnya bahan baku, ongkos kirim, dan komisi penjualan.
  • Ketiga, harga jual per unit, yang harus ditentukan dengan mempertimbangkan harga pasar dan margin keuntungan yang diinginkan.

Namun, BEP bukan sekadar angka di atas kertas. Ia adalah alat penting untuk pengambilan keputusan bisnis. Dengan mengetahui titik impas, kamu dapat menentukan kapan saat yang tepat untuk meningkatkan produksi, mengevaluasi kembali strategi harga, hingga mempertimbangkan efisiensi biaya operasional. BEP juga bukanlah angka yang bersifat statis. Karena biaya dan kondisi pasar terus berubah, perhitungan BEP sebaiknya dievaluasi secara berkala terutama ketika terjadi perubahan signifikan, seperti kenaikan harga bahan baku, penyesuaian gaji karyawan, atau relokasi tempat usaha yang lebih mahal. Dengan begitu, kamu tetap bisa mengambil keputusan yang relevan dan tepat waktu.

Jika kamu merasa kesulitan dalam menghitung BEP atau menyusun strategi berdasarkan hasilnya, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan profesional. Dukungan yang tepat dapat membantumu menyusun perencanaan keuangan yang lebih akurat, menghindari risiko kerugian jangka panjang, dan mempercepat proses menuju profitabilitas yang berkelanjutan.

Referensi:

Investopedia. (2023). Break-Even Analysis.https://www.investopedia.com/terms/b/breakevenanalysis.asp

SCORE.org. (2022). Calculating Your Break-Even Point.https://www.score.org/resource/break-even- analysis-template 

Kementerian     Koperasi     dan     UKM     RI.     (2021).     Panduan     Penghitungan     BEP     untuk UMKM.https://kemenkopukm.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *