Iinflasi dan Dampaknya terhadap Keuangan Bisnis

Sebelumnya, apa itu inflasi?
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. (Bank Indonesia, 2020). Sebagai variabel ekonomi yang bersifat luas, inflasi memiliki konsekuensi langsung terhadap dinamika pengeluaran dan pendapatan dalam operasional bisnis dikarenakan perubahan tingkat inflasi secara langsung yang dapat mepengaruhi struktur biaya operasional perusahaan, penetapan harga produk, hingga daya beli konsumen.
- Kenaikan Biaya Operasional
Inflasi menyebabkan harga bahan baku, energi, dan logistik meningkat. Misalnya, data BPS tahun 2023 mencatat inflasi tahunan untuk kelompok transportasi mencapai 9,58%, yang secara langsung meningkatkan ongkos distribusi barang. Jika bisnis tidak segera menyesuaikan strategi keuangan, margin keuntungan bisa menyusut signifikan.
Untuk mengatasi hal ini, pelaku bisnis dapat melakukan evaluasi biaya rutin dan cari alternatif supplier yang lebih efisien. Serta negosiasikan ulang kontrak jika memungkinkan.
- Penurunan Daya Beli Konsumen
Ketika harga kebutuhan pokok naik, konsumen cenderung menunda atau mengurangi pembelian. Hal ini dapat menurunkan volume penjualan, terutama untuk produk non- prioritas. Suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh para pelaku bisnis, namun dapat ditanggulangi dengan inovasi produk atau layanan dengan opsi harga yang lebih fleksibel misalnya bundling, versi ekonomis, ataupun usaha lainnya untuk mengurangi resiko menurunnya daya beli konsumen secara drastis.
- Risiko Kenaikan Suku Bunga Pinjaman
Di tengah tekanan inflasi, Bank Indonesia sering merespons dengan menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebagai langkah pengendalian. Kenaikan suku bunga ini berdampak langsung pada bunga pinjaman yang dikenakan bank kepada pelaku usaha, khususnya bagi mereka yang memiliki kredit dengan skema suku bunga mengambang (floating rate). Misalnya, pada awal tahun 2024, BI menaikkan suku bunga acuan dari 5,75% menjadi 6%, yang kemudian diikuti oleh penyesuaian bunga pinjaman bank komersial.
Dampaknya tentunya terasa secara langsung oleh para pelaku bisnis. Seperti Angsuran kredit modal kerja jadi lebih tinggi, beban cicilan bertambah, dan ruang gerak keuangan usaha menjadi lebih sempit. Ini bisa mengganggu kelancaran cash flow, terutama untuk bisnis yang sedang berkembang dan sangat bergantung pada pembiayaan eksternal.
Untuk mengurangi risiko pada hal tersebut, ada baiknya lakukan peninjauan kembali seluruh pinjaman bisnis Anda. Jika sebagian besar bersifat bunga mengambang, pertimbangkan untuk beralih ke pinjaman dengan bunga tetap, atau lakukan negosiasi ulang dengan lembaga keuangan sebelum terjadi kenaikan suku bunga lanjutan.
Di tengah tekanan inflasi, laporan keuangan yang akurat dan up-to-date menjadi alat penting untuk pengambilan keputusan. Bisnis perlu memantau arus kas, perubahan biaya, dan proyeksi pendapatan secara berkala agar bisa cepat beradaptasi terhadap dinamika pasar.
Referensi:
Bank Indonesia. (2020). Apa itu Inflasi?https://www.bi.go.id/id/edukasi/Pages/Inflasi.aspx
Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Berita Resmi Statistik – Indeks Harga Konsumen dan Inflasi. https://www.bps.go.id/pressrelease.html
Kementerian Keuangan RI. (2023). Respons Kebijakan Fiskal terhadap Inflasi dan Stabilitas Ekonomi Nasional.https://www.kemenkeu.go.id
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2022). Dampak Kenaikan Suku Bunga terhadap Sektor Usaha. https://www.ojk.go.id